Posted by DKT KESEHATAN on Thursday, August 7, 2014
KOMPAS.com -
Secara umum, pada dasarnya obat itu "racun" sehingga berpotensi
menimbulkan efek samping. Obat sebaiknya hanya dikonsumsi bila
benar-benar diperlukan, termasuk antibiotik. Bukan bermaksud menakuti,
tetapi perlu dipahami bahwa mengonsumsi antibiotik beresiko menimbulkan
efek samping, di antaranya adalah:
- Gangguan saluran cerna, seperti diare, mual, muntah, mulas. Ini efek samping yang paling sering terjadi.
-
Reaksi alergi, dari yang ringan, seperti: ruam atau gatal, hingga yang
berat, seperti: pembengkakan bibir/kelopak mata, gangguan napas, dan
lainnya. Berbagai penelitian juga menunjukkan, pemberian antibiotik pada
usia dini akan mencetuskan terjadinya alergi di masa mendatang.
- Demam. Antibiotik yang dapat menimbulkan demam, yaitu bactrim, septrim, sefalosporoin, dan eritromisin.
- Gangguan darah. Beberapa antibiotik dapat mengganggu sumsum tulang, salah satunya kloramfenikol.
- Kelainan hati. Antibiotik yang sering menimbulkan efek ini adalah obat tuberkulosis seperti INH, rifampisin, dan pirazinamid.
- Gangguan fungsi ginjal. Golongan antibiotik yang bisa menimbulkan efek ini adalah aminoglycoside, imipenem/meropenem, dan golongan ciprofloxacin.
Jadi
jelas, penggunaan antibiotik tak pada tempatnya, bahkan berlebihan
tidak akan menguntungkan, justru merugikan dan membahayakan.
Sumber :